Selasa, 08 Maret 2011

Bahaya Rokok?? Apa kata anak - anak farmasi ITB ya?

      Berdasarkan angket yang telah di bagikan kepada siswa - siswi farmasi ITB, saya mendapatkan hasil berupa pendapat dan solusi dari masalah rokok yang sedang kita hadapi untuk saat ini. Mungkin hanya sebagian yang mengetahui bahaya merokok. Tetapi setiap orang memiliki pandapat dan solusi yang  bermacam - macam untuk mengatasi bahaya tersebut. 

Pendapat Mahasiswa Farmasi:
-         Kampus bebas rokok! (Sound cool!)
-         Ayo, kita peduli dimulai dari diri kita sendiri!
-         Starts from ourself! No smokes! Be healthy!!
-         Rokok = silent killer
-         Indahnya dunia tanpa rokok!!!
-         Hmm… kalau mau, farmasi dulu aja yang di”bebas”kan dari rokok! (sebagai mahasiswa berbasis kesehatan)
-         Buat perokok: kalau merokok, asapnya ditelan saja, sekalian sama rokoknya, biar tidak merugikan orang lain.
 -         Bagi yang merokok, kalian telah menjadi pembunuh yang membunuh makhluk lain perlahan-lahan.
     -    Buat perokok, kalau mau cari penyakit jangan bawa-bawa orang lain, ya…!
       -      Ingin kampus bebas dari “segala yang jorok dan merugikan”.
      -     Tapi kalau rokok-rokok-an dari permen/coklat gitu boleh kan? Kan tidak ada asapnya…
       -    Kalau menurut saya, merokok itu boleh-boleh saja, itu hak dia juga. Tapi kalau bisa ada ruangan sendiri dengan ventilasi khusus jadi tidak mengganggu lingkungan sekitar.
-         Ayo, yang pacarnya atau dirinya sendiri suka merokok, mulai jalankan program ‘no rokok’ dari diri sendiri dan orang-orang terdekat!
-         Kalau yang merokok harusnya bawa tanaman ke mana-mana, ya?! Biar tidak merugikan atau dihisap orang-orang di sekitarnya! (Bawa tanaman lidah mertua, bisa menyerap polutan!)
  -    Saya tidak merokok tapi sering merasa dirugikan. Lebih rugi daripada orang yang merokok. Belum lagi abunya terbang dan menempel di kerudung, kerudung jadi bau rokok. Kadang suka kesal, tidak ada bagusnya sama sekali. Kalau mau membuat paru-paru bolong, sebaiknya sendiri saja! Tidak perlu dibagi-bagi ke orang lain!
-          Setuju bebas rokok! Soalnya saya tidak suka menghisap asap rokok orang!!!
-          Saya pernah kena ISPA gara-gara jadi perokok pasif. Jangan sampai kamu juga!!!
-          Setuju dengan programnya Farmashare yang membuat “SMOKING AREA” di daerah Labtek VII. Masa kalah dengan himpunan lain yang akan membuat “No Smoking Area
-          Sepertinya agak garang juga kalau langsung berkata tidak boleh merokok, walaupun orang-orang juga lebih suka kalau tidak merokok, tapi paling tidak perokok jangan merokok di tempat umum, pastikan kanan-kiri-depan-belakang-atas-bawah itu udara bebas dan tidak ada orang yang terganggu. Suka kesal kalau naik angkot, lagi pakai baju cantik-cantik, rapi-rapi, terus gara-gara ada orang merokok, bajunya jadi bau rokok. Argh!!!
-          Sudah tahu rokok isinya racun, masih saja dihisap!
-          Merokok mempercepat kematian!
-          Jadikan kampus kita bebas rokok! Minimal di labtek farmasi.
-          Kalau mahasiswa merokok, lebih baik tidak perlu menjadi mahasiswa. Saying, uang negara buat bayar orang yang cepat mati.
-          Supir angkot merokok, lebih baik uangnya untuk makan anak-istri (golongan ekonomi menengah).
-          Kalau mau mati tidak usah pelan-pelan dengan merokok, gantung diri saja langsung!
-          Seharusnya ada area merokok di selasar lantai 1.
-          Kalau mau merusak diri, tidak perlu ajak-ajak orang lain!
-          Kalau dengan cara berhenti merokok, pasti susah untuk orang tertentu.
-          Ayo, tunjukkan intelektualitas anak ITB yang dapat memilih mana yang baik dan buruk!
-          Kalau para lelaki yang merokok = TIDAK SAYANG Anak-Istri
Kalau wanita yang merokok = TIDAK MAU PUNYA Anak
Jadi, memang sebaiknya jangan!
-          Orang yang pintar dan berpikir pasti tidak merokok.
-          Ayo, pilih yang terbaik untuk kesehatan!
-          Coba kertas ini disebar ke himpunan lain, reaksinya diperkirakan tidak sebagus ini. So, berpikiran luas, ya kawan! Semangat!
-          Menghentikan orang yang merokok (perokok aktif) lebih sulit daripada mencegah orang merokok. Ayo, mulai pencegahan sejak dini!
-          Terserah kalau mau merokok, asal tidak MERUGIKAN orang lain dan tidak di tempat PUBLIK!
-          Kata anak Fikom:
Rokok itu sumber inspirasi, jadi susah untuk berhenti total.
Merokok = membunuh orang lain secara perlahan. Bagaimana agar kita tidak terbunuh? Ya, merokok saja! (Nah lho…)
Memang sepertinya harus buat ‘smoking area’ kalau mau melarang.
-          Harusnya buat smoking area-nya di center. Di negeri-negeri lain seperti itu, biar pada malu, entah mempan atau tidak kalau di sini. Atau pakai helm astronot yang merokok biar tidak kena ke orang lain.
Harus pelan-pelan untuk menyadarkan mereka. Kita juga yang bukan perokok, jangan sampai, ya teman-teman!
-          Silakan merokok di area merokok, jangan dekati anak kecil, remaja, ibu hamil dan orang lanjut usia. Dan silakan bertanggung jawab sendiri dengan segala manfaat dan resikonya.
-          Semua butuh komitmen!!! Komitmen untuk berhenti…!

Beberapa solusi dari mahasiswa Farmasi:
-          Mereka yang perokok bukan berarti mereka selalu nyaman dengan itu. Banyak dari mereka yang sadar akan buruknya rokok dan sebenarnya sudah berusaha untuk berhenti, tapi kembali lagi, segala sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan itu memang tidak mudah untuk diubah. Jangan langsung memerangi mereka atau berpikir negative kepada mereka, tetapi justru ajakan kita untuk membantu mereka dengan merangkul mereka itulah yang lebih penting.
-          Teman, rokok itukan ada nikotinnya yang bisa membuat aditif, mereka yang merokok tidak selalu karena keinginan sendiri, ada faktor aditif yang sulit dihindari. Lebih baik kita bantu mereka menurunkan faktor aditif itu dengan suatu cara tertentu. Para perokok jangan diserang!
-          Kalau dilihat dari dua sisi, di himpunan lain rokok sudah jadi budaya, bahkan bagi mereka justru rokok itu bisa untuk mempererat tali kekeluargaan. Kakak kelas dan adik kelas jadi begitu akrab karena rokok. Jadi, mungkin memang susah untuk menghentikan para perokok tapi setidaknya kita mencegah orang-orang yang tidak merokok agar tidak ikut merokok. Untuk orang-orang yang merokok, mungkin dapat dilakukan perubahan sedikit-sedikit!
-          Ada banyak pertimbangan untuk setiap langkah dan caranya! Kalau kita tiba-tiba membuat langsung “No Smoking Zone” di kampus, alih-alih semua dukung, pasti ada yang menolak. Lihat di himpunan lain, tidak sebagus antusias di sini. Mungkin ketika proses itu dibutuhkan langkah awalnya adalah dilarang merokok di sembarang tempat (tempat umum, banyak orang ® sebenarnya ini kan inti protes perokok pasif).
Kalau masalah kita begitu peduli dengan kesehatan mereka, kita cari jalan yang lebih baik, bukan hanya sekadar larang merokok, karena beberapa perokok memang sebenarnya juga ingin berhenti tapi karena banyak faktor.
Jadi, yang mau melarang orang untuk merokok, study lebih lanjut lagi saja tentang rokok itu sendiri, jadi tepat langkah, tepat sasaran, tepat guna.

"Melakukan perubahan itu mudah tetapi konsisten terhadap perubahan itu yang sulit!
Namun, sesulit apapun itu, di mana ada kemauan, pasti ada jalan.
Segala sesuatu itu butuh proses dan setiap proses itu butuh waktu!"

1 komentar: